Senin, 31 Agustus 2015

Sekilas Tentang Bandara International I Ngurai Rai


Bali merupakan jatung pariwisata Indonesia. Setiap hari Pulau Dewata selalu didatangi oleh para wisatawan dari seluruh dunia. Bandara adalah hal yang sentral dalam hal ini, karena merupakan Pintu masuk ke Bali. Bandara di Bali adalah Bandara Udara Internasional I Gusti Ngurah Rai. Bandara udara ini terletak di selatan Bali dengan kode bandara IATA: DPS, sedangkan kode ICAO: WADD (dulunya WRRR). Untuk nama bandara ini sendiri diambil dari nama seorang pahlawan Bali I Gusti Ngurah Rai yang terkenal sampai ke tingkat nasional. Berikut sejarah dari Bandara Udara Internasional I Gusti Ngurah Rai.


Bandara ini dibangun sekitar tahun 1930 oleh sebuah departemen di masa kolonial Belanda bernama Departement Voor Verkeer en Waterstaats (semacam Departemen Pekerjaan Umum). Landas pacu berupa airstrip dengan panjang 700 meter dari rumput di tengah ladang dan pekuburan di daerah Tuban. Pada tahun 1935 bandara ini sudah dilengkapi dengan peralatan telegraph dan KNILM (Koninklijke Nederlands Indische Luchtvaar Maatschappij) atau Royal Netherlands Indies Airways mendarat secara rutin di South Bali, yang merupakan nama lain dari Pelabuhan Udara Tuban.

Pada tahun 1942 Airstrip South Bali di bom oleh tentara Jepang, yang tak lama berselang kemudian dikuasai untuk kegiatan pendaratan pesawat tempur dan pesawat angkut mereka. Lokasi yang rusak tersebut kemudian diperbaiki oleh Jepang sendiri dengan menggunakan Pear Still Plate (sistem plat baja). Perkembangan bandara ini cukup pesat, dimana tahun 1942-1947 landas pacu pesawat diperpanang menjadi 1200 meter. Kemudian tahun 1949 dibangun menara pengawas dan gedung terminal yang terbuat dari kayu.

Kemudian dimasa kemerdekaan, dengan maksud untuk meningkatkan kegiatan kepariwisataan Bali, pemerintah Indonesia kembali membangun gedung terminal internasional juga dengan melakukan perpanjangan landas pacu sampai 2.700 meter dengan overrun 2 x 100 meter. Proyek ini dibangun mulai tahun 1963 sampai 1969 di masa rezim Orde Baru dengan nama Proyek Airport Tuban dan sekaligus juga untuk mempersiapkan internasionalisasi Pelabuhan Udara Tuban.

Proyek ini dilakukan dengan proses reklamasi pantai sejauh 1.500 meter dengan mengambil material batu kapur yang berasal dari Ungasan dan batu kali dari Sungai Antosari Tabanan. Seiring selesainya temporary terminal dan runway pada Proyek Airport Tuban, pemerintah meresmikan pelayanan penerbangan internasional di Pelabuhan Udara Tuban, tanggal 10 Agustus 1966.

Beberapa fasilitas dan sarana umum yang terdapat di Bandara Internasional Ngurah Rai adalah:

    ATM
    Wartel
    Mini market
    Restoran dan CafĂ©
    Bank
    Shopping Arcade
    Kantor Pos
    Duty Free Shop
    Drug Store

Tidak ada komentar:

Posting Komentar